Kamis, 07 Oktober 2010

jusuf kalla

Jusuf Kalla: Kisah seorang anak pengusaha yang berjuang menjadi penguasa.

JAKARTA [KANALPEMILU.NET] -- Muhammad Jusuf Kalla lahir di Wattampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 ( kini usianya 67 tahun). Ia menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar tahun 1967 dan The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis (1977). Pada Pemilu 2004, ia “meninggalkan” Partai Golkar karena kalah dalam konvensi calon presiden di Partai Golkar, dan bergabung dengan Partai Demokrat dengan menjadi calon Wakil Presiden dari calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemudian setelah menjadi Wakil Presiden, ia merebut Partai Golkar`dari Akbar Tanjung dan kawan-kawan.
Waktu itu Wiranto yang memenangi konvensi calon presiden partai Golkar, yang kini dipilihnya menjadi calon wakil presidennya. Akbar Tajung waktu itu member sanksi kepada Kalla dan tim pendukungnya dari Gokar seperti Fahmi Idris dan Marzuki Darusman karena tidak mematuhi garis partai yakni menundung capres hasil konvensi. Golkar pada Pemilu 2004 memulai tradisi yang demokratis dalam pemilihan calon presiden , meniru konvensi serupa di Amerika Serikat. Semua warganegara Indonesia, tidak hanya anggota Partai Golkar diperbolehkan mencalonkan diri yang akan dipilih oleh pengurus-pengurus daerah Partai Golkar. Mendiang Nurcholis Madjid juga mendaftar walaupun akhirnya mundur karena, menurutnya ia “kurang gizi” untuk memenangkan konvensi. Namun, menjelang Pemilu 2009, Jusuf Kalla, Ketua Umum Partai Golkar menghapus tradisi demokratis tersebut untuk melempangkan jalannya sendiri menjadi capres dari Partai Golkar. Dengan konvensi, jalan Kalla menjadi capres Partai Golkar sudah pasti akan sangat sulit dan sangat mahal, mengingat para elite politik partai itu tidak yakin Jusuf Kalla akan mampu mengalahkan Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimana sebuah partai mengusung dan mengeluarkan biaya besar dalam Pemilu Presiden hanya untuk kalah?
Pada Pemilu 2004, Golkar dipuji karena dianggap satu-satunya partai yang paling demokratis dalam pemilihan calon presidennya. Waktu itu semua capres dari dari partai lain, yakni Pertai Demokrat yang mengajukan Susilo Bambang Yudhoyono dan PDI Perjuangan yang megajukan Megawati Soekarnoputri tidak dipilih melalui mekanisme konvensi . Tetapi pujian itu kini tidak ada lagi, Partai Golkar telah kembali lagi seperti dulu yakni Ketu Umum dan elite politik di sekitarnya yang secara tradisional menentukan arah kebijakan partai, tidak berbeda dengan partai-partai lainnya seperti PDI Perjuangan yang sangat tergantung pada keinginan Megawati Soekaroputri dan demikian juga Partai Demokrat.
Pada 24 April Kalla diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI merangkap Kepala Bulog oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Jabatannya sebagai menteri hanya antara 1999-2000. Bersama dia diberhentikan juga Menteri Negara Urusan BUMN Laksamana Sukardi. Keduanya diberhentikan dengan alasan telah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pemberhentian ini memancing kemarahan Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Posisi Kalla digantikan oleh Letjen TNI (Purn) Luhut Panjaitan yang dilantik 26 April 2000.
Pemecatan itu ikut mendorong penggulingan Gus Dur sebagai Presiden. Partai Golkar ikut terlibat aktif menggulingkan Gus Dur dari kursi Kepresidenan, dan diambilalih oleh Megawati Soekarnoputri. Kalla kembali ke Kabinet Megawati dan ditunjuk menduduki jabatan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Kalla mengundurkan diri sebagai Menko Kesra sebelum maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah mundur sebelumnya sebagai Menko Polkam. Selain tugas-tugas sebagai Menko Kesra, M. Jusuf Kalla telah meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso, Sulawesi Tengah, dan Ambon, Maluku. Lewat pertemuan Malino I dan Malino II dan berhasil meredakan dan menyelesaian konflik di antara komunitas Kristen dan Muslim.
Sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla tidak mau hanya sebagai “ban serep” sebagaimana fungsi wakil-wakil presiden di era-era sebelumnya di Indonesia. Kalla ingin peran politik dan pemrintahan yang lebih dari apa yang diatur dalam UUD 1945. Ia berhasil memainkan sendiri peran politiknya yang signifikan sebagai wakil presiden. Hingga suatu ketika ia bilang “I am the real President” (sayalah Presiden sesungguhnya). Pernyataan ini menimbulkan ketegangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memang sudah menegang sebelumnya. Kalla juga memainkan peran yang penting dalam proses Perdamaian di Aceh dengan memberikan otonomi khusus kepada Provinsi Namggroe Aceh Darusalam dan berdamai dengan Gerakan Aceh Merdeka. Sebagai Wakil Presdien ia sama populernya dengan Presiden, sehingga media berspekulasi ada “matahari kembar” di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Presidennya berasan dari partai bukan pemenang Pemilu, namun Wakil Presidennya berasal dari partai pemenang.
Afiliasi politiknya dengan pemilik Lapindo Brantas Inc., membuat Kalla agak gugup menangani masalah ganti rugi untuk penduduk Sidoarjo korban lumpur Lapindo. Hingga kini masalah itu belum tuntas dan masalahnya berkepanjangan.
Jusuf Kalla lahir dari sebuah keluarga pengusaha di Sulawesi Selatan. Putra pasangan Hadji Kalla dan Hajjah Athirah ini sebelum terjun ke pemerintahan dikenal luas oleh dunia usaha sebagai pengusaha sukses. Usaha-usaha yang dirintis ayahnya melalui perushaan NV Hadji Kalla, diserahkan kepemimpinannya kepada Kalla sesaat setelah ia diwisuda menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Hasanuddin, Makassar akhir 1967. Di samping menjadi Managing Director NV. Hadji Kalla, juga menjadi Direktur Utama PT Bumi Karsa dan PT Bukaka Teknik Utama.
Usaha yang digelutinya, di samping usaha lama, ekspor hasil bumi, dikembangkan usaha yang penuh idealisme, yakni pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, jembatan, dan irigasi guna mendorong produktivitas masyarakat pertanian.
Anak perusahaan NV. Hadji Kalla antara lain; PT Bumi Karsa (bidang konstruksi) dikenal sebagai kontraktor pembangunan jalan raya trans Sulawesi, irigasi di Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara, jembatan-jembatan, dan lain-lain. PT Bukaka Teknik Utama didirikan untuk rekayasa industri dan dikenal sebagai pelopor pabrik Aspal Mixing Plant (AMP) dan gangway (garbarata) lorong yang menghubungkan terminal dengan pintu pesawat, dan sejumlah anak perusahaan di bidang perumahan (real estate); transportasi, agrobisnis dan agroindustri. Bukaka merupakan perusahaan yang tumbuh dan sukses di zaman Orde Baru. Dari perusahaan-perusahaannya dan gajinya sebagai pejabat Negara hingga Wakil Presiden, Kalla memiliki kekayaan sebagaimana yang ia laporkan ke Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp 314,5 miliar dan 25.668 dollar AS.
Atas prestasinya di dunia usaha, Jusuf Kalla dipilih oleh dunia usaha menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia (1997-2002), Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Sulawesi Selatan (1985-1995), Wakil Ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan Penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Kalla memulai “karir” organsiasinya sebagai Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969 memberi bekal untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sulit tersebut. Tahun 1965 sesaat setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), Kalla terpilih menjadi Ketua Pemuda Sekber Golkar Sulawesi Selatan dan Tenggara (1965-1968). Kemudian, terpilih menjadi Anggoa DPRD Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1965-1968 mewakili Sekber Golkar. Ia menjabat sebagai Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar, dan menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Utusan Golkar (1982-1987), serta Anggota MPR-RI Utusan Daerah (1997-1999). Pada 2004 Kalla terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar setelah menjadi Wakil Presiden.
Di kalangan agama-agama lain selain Islam, Jusuf Kalla dipilih menjadi Ketua Forum Antar-Agama Sulsel. Ia penggemar olah raga golf ini, selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi Ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan Pemilik Club Sepak Bola Makassar Utama (MU) tahun 1985-1992.Jusuf Kalla yang menikah dengan Mufidah dan dikaruniai satu putra dan empat putri serta sembilan cucu.***
Berdasarkan data dari LHKPN KPK tertanggal 7 Mei 2004 dan 31 Mei 2007, berikut harta milik JK:
7 Mei 2004:
- Harta tidak bergerak, terdiri dari enam bidang tanah dan bangunan sebesar Rp51,6 miliar.
- Peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan Rp1 miliar.
- Harta bergerak Rp425 juta.
- Harta bergerak lain berupa logam mulia, batu mulia dan sebagainya, sebesar Rp338,7 juta.
- Surat berharga sebesar Rp142 miliar.
- Giro dan setara kas USD14.928 dan USD14.928.
Dengan demikian total harta kekayaan pada laporan ini sebesar Rp194 miliar.
31 Mei 2007:
- Harta tidak bergerak, terdiri dari tanah dan bangunan sebanyak 50 bidang di Makassar dan Kendari sebesar Rp80,3 miliar.
- Harta bergerak yang terdiri dari tiga mobil, sebesar Rp300 juta.
- Peternakan, perikanan, perkebunan, pertanian, kehutanan sebesar Rp1 miliar.
- Harta bergerak lain yang terdiri dari logam mulia, batu mulia dan lain sebagainya, Rp338,7juta.
- Surat berharga sebesar Rp172,62 miliar dengan 13 investasi.
- Giro dan setara kas sebesar USD14.928.
Dengan demikian, total harta yang dimiliki JK sesuai daftar kekayaan periode 2004-2007 sebesar Rp253 miliar dan USD14.928. Sedangkan laporan kekayaan untuk periode 2009 baru akan diumumkan pada 25 Mei oleh KPU. (lsi)
http://kanalpemilu.net/berita/Jusuf Kalla Kisah seorang anak pengusaha yang berjuang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar